Kamis, 07 Agustus 2008

Fokus Intervensi

A. Fokus Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan (Doenges, 1999:500)

Tujuannya nyeri hilang atau terkontrol. Intervensinya kaji laporan nyeri dari pasien, monitor vital sign, beri posisi nyaman, dorong pasien untuk melaporkan nyeri, segera bila nyeri mulai terasa, dorong, penggunaan teknik relaksasi, beri obat analgetik.

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan fungsi usus tidak efektif (Doenges, 1999:503)

Tujuannya yaitu tidak ada tanda kekurangan nutrisi dan malnutrisi. Intervensinya tinjau faktor-faktor individu dalam kemampuan mencerna makanan, dengarkan bunyi usus dan palpasi perut, berikan cairan per parenteral, catat intake dan output.

3. Kurang volume cairan berhubungan dengan muntah dan distensi (Tucker, 1998:326)

Tujuannya turgor kulit baik, membran mukosa lembab, vital sign normal, berat badan stabil, haluan urine 30 ml/jam, intervensinya pertahankan puasa, kaji tingkat hidrasi, pantau tanda vita setiap 2 – 4 jam, ukur masukan dan haluan setiap 8 jam, timbang badan setiap hari pada jam, pakaian dan timbangan yang sama, pantau elektrolit, Hb dan Ht serum.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan (Doenges, 1999:502)

Tujuannya mencapai pemulihan luka tepat waktu. Intervensinya pantau vital sign, observasi daerah luka, pertahankan perawatan luka aseptik, beri antibiotik.

5. Perubahan eliminasi : Konstipasi berhubungan dengan tindakan pembedahan (Doenges, 1999:505)

Tujuannya fungsi usus kembali baik. Intervensi dengarkan bising usus, laporkan bila ada nyeri abdomen, observasi pergerakan usus, beri pelunak feses.

6. Kurang pengetahuan tentang perawatan post operasi berhubungan dengan kurang informasi (Doenges, 1999:506)

Tujuannya mengerti tentang proses penyakit dan pengobatannya. Intervensinya tinjau prosedur pembedahan dan harapan post operasi, bicarakan pentingnya intake yang seimbang dan adekuat, demonstrasikan perawatan luka atau ganti balut, jelaskan kebutuhan untuk menghindari konstipasi.

7. Kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan tindakan pembedahan (Doenges, 1999:504)

Tujuannya mencapai pemulihan luka tepat waktu tanpa komplikasi. Intervensinya memantau tanda-tanda vital, pertahankan pasien tirah baring total (posisi lutut tertekuk), gunakan plester kertas untuk balutan, berikan pengikat/penyokong untuk lansia dan pasien gemuk bila diindikasikan.

8. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik (Carpenito, 1998:5)

Tujuannya menunjukkan kemampuan melakukan peningkatan tleransi aktifitas. Intervensinya kaji respon individu terhadap aktivitas, tingkatkan aktivitas secara bertahap, anjurkan pasien metode penghematan energi untuk aktivitas, instruksikan pasien untuk konsultasi kepada dokter dan ahli terapi fisik untuk program latihan jangka panjang.

Tidak ada komentar: