Kamis, 07 Agustus 2008

Intervensi,implementasi,evaluasi

A. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi

Dari masalah-masalah yang muncul pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 08.00 WIB dapat disusun rencana asuhan pada Ny. S dengan obstruksi usus sebagai berikut :

1. Nyeri berhubungan dengan insisi luka post operasi laparatomi.

Tujuannya setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 hari diharapkan masalah nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil nyeri berkurang, skala nyeri 2 dan wajah terlihat rileks.

Adapun rencana tindakannya adalah kaji skala, frekuensi, lokasi nyeri, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, berikan posisi yang nyaman, kolaborasi pemberian analgetik.

Tanggal 23 Juni 2008 pukul 08.00 WIB mengkaji karakteristik, skala nyeri respon skala nyeri 4, wajah meringis kesakitan. Pukul 09.00 WIB mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam respon pasien kooperatif, mau melakukan anjuran dari petugas, pukul 09.15 WIB memberikan posisi yang nyaman bagi pasien, respon pasien merasa nyaman. Pukul 11.30 WIB memberikan obat analgetik respon pasien obat dapat masuk. Tanggal 24 Juni 2008 pukul 07.15 WIB mengkaji skala nyeri respon pasien skala nyeri 4, pukul 07.45 WIB mengajarkan teknik relaksasi dengan menarik nafas dalam dan mengeluarkan perlahan-lahan respon pasien mengatakan bisa melakukannya bila nyeri datang. Pukul 12.00 WIB memberikn obat therapi injeksi respon obat dapat masuk. Pukul 07.30 WIB memonitor TTV (Tanda-tanda Vital), tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 x/menit, Suhu 37,20C, R: 24 x/menit.

Evaluasi pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 11.15 WIB adalah data subyektif pasien mengatakan perutnya masih sakit bila ditekan, skala nyeri 3, data obyektif wajah pasien terlihat rileks, terdapat luka jahitan sebanyak 12, luka sudah kering. Masalah teratasi sebagian karena skala nyeri masih 3. lanjutkan intervansi, monitor skal nyeri, ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, berikan obat analgetik sesuai advis dokter. Didelegasikan pada perawat ruang tentang kondisi pasien.

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake in adekuat

Tujuannya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari diharapkan gangguan nutrisi dapat teratasi, dengan kriteria hasil berat badan seimbang, albumin dan hemoglobin naik mendekati normal, menghabiskan ½ porsi makan.

Rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan penulis antara lain mengkaji pola makan pasien, menyajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik dalam porsi kecil tapi sering, memberikan informasi tentang pentingnya nutrisi sesuai diit, menjaga kebersihan oral hygiene.

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 09.00 WIB. Mengkaji pola makan pasien, respon pasien makan hanya 4 sendok makan, pukul 10.00 WIB menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat, respon pasien mau mendengarkan dan tahu nutrisi yang adekuat penting untuk proses penyembuhan. Pukul 10.15 WIB memberikan penjelasan kepada pasien untuk menjaga oral hygiene, respon pasien kooperatif. Tanggal 24 Juni 2008 pukul 08.00 WIB mengkaji pola makan pasien respon pasien hanya menghabiskan ½ porsi makan dari yang disediakan. Pukul 09.00 WIB memotivasi pasien untuk menghabiskan makanannya, respon pasien akan berusaha melakukannya.

Evaluasi pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 07.00 WIB didapatkan data subyektif pasien mengatakan nafsu makan meningkat, daya obyektif pasien terlihat sudah tidak lemas, menghabiskan ½ porsi makan, BB : 42 kg, masalah dapat teratasi.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan media sekunder jalan masuk mikroorganisme terhadap luka post operasi dan tindakan invasive.

Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari resiko tinggi infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, kolor, dolor, fungsiolesa), balutan luka bersih tidak ada pus pada daerah luka, tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.

Rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan penulis antara lain memonitor tanda-tanda infeksi, melakukan perawatan luka dengan memperhatikan prinsip steril, observasi dan peningkatan suhu tubuh, melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan memberikan obat antibiotik.

Tindakan yang telah dilakukan oleh penulis antara lain pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 08.15 WIB mengkaji tanda-tanda infeksi respon yang didapat adalah daerah di sekitar luka sudah kering, terdapat jahitan luka sebanyak 12 jahitan, pukul 08.30 WIB mengobservasi tanda-tanda vital, hasil yang diperoleh adalah tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi 84 x / menit, S : 37,20 C. Pada pukul 10.30 WIB melakukan perawatan luka, hasil yang diperoleh luka sudah kering. Pukul 12.30 WIB memberikan terapi injeksi respon pasien obat telah masuk. Pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 07.00 WIB mengobservasi tanda-tanda infeksi respon yang didapat daerah sekitar luka sudah kering, pukul 07.30 WIB memonitor tanda-tanda vital, respon yang didapat Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 x/menit, S : 37,20 C, R : 24 x/menit. Pada pukul 10.00 WIB mengganti balutan luka dengan teknik septic dan aseptic, respon balutan luka bersih. Pada pukul 10.15 WIB mengobservasi adanya peningkatan suhu tubuh, respon pasien suhu 37,20 C. Pada pukul 11.30 WIB memberikan terapi injeksi, respon obat masuk dan tidak ada alergi.

Evaluasi pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 11.15 WIB adalah data obyektif kateter masih terpasang, luka masih ada balutan sudah kering, tidak ada tanda-tanda infeksi, luka bersih, terpasang infus RL 20 tetes/menit. Masalah teratasi, tindakan yang perlu didelegasikan pada perawat ruangan adalah memonitor tanda-tanda infeksi, monitor tanda-tanda vital, melakukan perawatan luka dengan memperhatikan prinsip steril, berikan obat antibiotik sesuai advis.

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik

Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari diharapkan defisit perawatan diri dapat teratasi dengan kriteria hasil pasien dapat melakukan perawatan diri sendiri ada peningkatan toleransi terhadap aktivitas.

Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan penulis adalah kaji tingkat kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap, libatkan keluarga dalam menjaga kebersihan, membantu aktivitas yang tidak dapat dilakukan oleh pasien serta memotivasi untuk melakukan tindakan mandiri.

Pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 09.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan penulis adalah memberikan posisi yang nyaman untuk istirahat respon pasien merasa nyaman, pukul 10.15 WIB memberikan penjelasan kepada pasien untuk menjaga oral hygiene, respon pasien mau melaksanakan yang dianjurkan petugas, pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 08.30 WIB membantu aktivitas pasien mencuci rambut bersih, pukul 09.00 WIB melibatkan keluarga dalam menjaga kebersihan diri, respon pasien dan keluarga mau mendengarkan penjelasan yang diberikan.

Evaluasi pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 11.15 WIB didapatkan data subyektif pasien mengatakan tubuhnya masih lemas, data obyektif pasien bedrest, aktivitas terbatas, pasien masih lemas, masalah belum teratasi. Rencana tindakan yang perlu didelegasikan pada perawat ruangan adalah motivasi pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari diharapkan kurang pengetahuan dapat diatasi dengan kriteria hasil pasien tidak banyak bertanya, pasien mengetahui tentang proses penyakit dan pengobatannya.

Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan penulis adalah kaji tingkat pengetahuan pasien, beri kesempatan pasien untuk bertanya, berikan dukungan positif, berikan informasi tentang penyakit dan pengobatannya.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 10.00 WIB memberikan informasi kepada pasien tentang pentingnya nutrisi terhadap proses penyembuhan penyakit, respon pasien mau mendengarkan anjuran yang diberikan, pukul 12.00 WIB mengkaji tingkat pengetahuan pasien, respon pasien belum tahu tentang penyakitnya. Pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 10.20 WIB memberikan penjelasan atau informasi tentang perawatan luka di rumah, respon pasien dan keluarga terlihat mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan.

Evaluasi pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 11.15 WIB didapatkan data-data subyektif pasien mengatakan sudah mengetahui tentang perawatan luka, data obyektif pasien paham dan mengerti tentang perawatan luka, masalah dapat teratasi. Tindakan perawatan yang perlu didelegasikan pada perawat ruangan adalah memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya.

6. Gangguan pola eliminasi BAB berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus

Tujuannya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari diharapkan gangguan eliminasi BAB dapat teratasi dengan kriteria hasil BAB 1 kali dalam sehari, lemas berkurang.

Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan penulis adalah kaji frekuensi BAB, kaji warna intensitas feses, auskultasi peristaltik usus, kaji pola makan pasien, kolaborasi dengan ahli gizi.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 23 Juni 2008 pukul 09.30 WIB mengkaji pola makan pasien, respon pasien makan hanya 5 sendok makan, pukul 10.00 WIB memberikan informasi tentang pentingnya nutrisi, respon pasien terlihat mendengarkan penjelasan yang disampaikan, pukul 11.40 WIB mengkaji frekuensi BAB, auskultasi bunyi usus, respon pasien belum BAB, tanggal 24 Juni 2008 pukul 08.10 WIB mengkaji auskultasi bunyi usus respon pasien peristaltik terdengar cepat, pukul 08.15 WIB mengkaji pola makan pasien respon pasien menghabiskan ½ porsi makan.

Evaluasi pada tanggal 24 Juni 2008 pukul 11.15 WIB didapatkan data-data subyektif pasien mengatakan perutnya masih mules, data obyektif pasien terlihat memegangi perutnya, pasien sering BAB, pasien terlihat lemas, masalah belum teratasi, tindakan yang perlu didelegasikan kepada perawat adalah mengkaji frekuensi BAB, mengkaji warna intensitas feses, mengkaji auskultasi peristaltik usus.

Tidak ada komentar: